Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kulit Buah Sentul (Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr) Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro

Pendahuluan

Kulit buah sentul (Sandoricum koetjape) merupakan salah satu bagian tanaman yang seringkali terabaikan, namun memiliki potensi sebagai sumber fitokimia dan aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining fitokimia pada kulit buah sentul dan mengevaluasi aktivitas antibakterinya terhadap beberapa bakteri patogen secara in vitro.

Tujuan Penelitian

1. Menentukan komponen fitokimia yang terdapat pada kulit buah sentul.
2. Menguji aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah sentul terhadap berbagai jenis bakteri.
3. Mengidentifikasi potensi kulit buah sentul sebagai sumber agen antibakteri alami.

Metodologi

Bahan dan Reagen

• Kulit buah sentul
• Pelarut ekstraksi (misalnya, metanol, etanol, air)
• Reagen fitokimia (misalnya, reagen Liebermann-Burchard, FeCl3)
• Bakteri patogen (misalnya, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi)
• Agar Mueller-Hinton
• Antibakteri standar (misalnya, ampisilin, tetrasilin)

Alat

• Blender atau penggiling
• Alat ekstraksi (misalnya, rotavapor, ultrasonik)
• Alat pengukur pH
• Alat uji aktivitas antibakteri (misalnya, agar difusi)
• Spektrofotometer (untuk uji fitokimia)

Prosedur

1. Ekstraksi:
   • Persiapan Sampel:
     • Giling kulit buah sentul menjadi bubuk kasar.
   • Ekstraksi:
     • Ekstrak bubuk kulit buah dengan pelarut (misalnya, metanol atau etanol) menggunakan metode perendaman atau ultrasonik.
     • Saring ekstrak dan evaporasi pelarut untuk mendapatkan ekstrak kental.
2. Skrining Fitokimia:
   • Uji Senyawa Primer:
     • Alkaloid: Gunakan reagen Dragendorff.
     • Saponin: Gunakan uji busa.
     • Flavonoid: Gunakan reagen AlCl3.
     • Tanin: Gunakan reagen FeCl3.
     • Steroid dan Terpenoid: Gunakan reagen Liebermann-Burchard.
   • Analisis Kualitatif:
     • Identifikasi kehadiran senyawa berdasarkan perubahan warna atau pengendapan.
3. Uji Aktivitas Antibakteri:
   • Persiapan Suspensi Bakteri:
     • Inokulasi koloni bakteri ke dalam agar Mueller-Hinton dan inkubasi pada suhu 37°C.
   • Metode Difusi Agar:
     • Campurkan ekstrak kulit buah dengan agar dan biarkan hingga mengeras.
     • Inokulasi permukaan agar dengan suspensi bakteri.
     • Tambahkan disk kertas yang telah direndam dalam ekstrak pada permukaan agar.
     • Inkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam.
   • Pengukuran Zona Inhibisi:
     • Ukur diameter zona hambat di sekitar disk untuk menilai aktivitas antibakteri.

Perhitungan

1. Konsentrasi Ekstrak:
   • Hitung konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri berdasarkan berat ekstrak dan volume pelarut.
2. Aktivitas Antibakteri:

Diameter Zona Hambat=Diameter Total−Diameter Disk\text{Diameter Zona Hambat} = \text{Diameter Total} – \text{Diameter Disk}Diameter Zona Hambat=Diameter Total−Diameter Disk

Hasil dan Diskusi

1. Skrining Fitokimia:
   • Hasil Uji Senyawa:
     • Diskusikan kehadiran atau ketiadaan senyawa fitokimia utama pada ekstrak kulit buah sentul.
     • Bandingkan dengan senyawa fitokimia yang dikenal memiliki aktivitas antibakteri.
2. Aktivitas Antibakteri:
   • Hasil Uji Aktivitas:
     • Diskusikan diameter zona hambat terhadap berbagai bakteri.
     • Bandingkan efektivitas ekstrak kulit buah sentul dengan standar antibakteri yang digunakan.
3. Analisis Hasil:
   • Evaluasi potensi kulit buah sentul sebagai agen antibakteri berdasarkan hasil uji.
   • Diskusikan kemungkinan mekanisme aktivitas antibakteri dan relevansi fitokimia yang terdeteksi.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen fitokimia pada kulit buah sentul dan mengevaluasi aktivitas antibakterinya. Hasil dari skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri akan memberikan wawasan mengenai potensi kulit buah sentul sebagai sumber antibakteri alami dan aplikasinya dalam pengembangan obat.